Dari limbah menjadi berkah
Selasa 23 Mei 2017

Kenaikan harga bahan bakar gas yang menjadi tulang punggung para ibu dalam memasak mengundang berkah bagi pembuat arang tradisional. Desa Kalangan selain memiliki potensi wisata yaitu sendang dan makam tua, desa kalangan juga memiliki potensi home industri pembuatan arang kayu. Arang kayu cukup diminati banyak masyarakat umum. Hal ini dikarenakan harga bahan bakar minyak yang cukup mahal dan secara tidak langsung membuat harga bahan bakar gas (LPG) naik.

Salah satu home industri pembuatan arang kayu ialah milik Paiman, warga Dusun Kopen RT12 RW 02 , Desa Kalangan, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali yang telah membuat arang selama tiga tahun.

Paiman menjelaskan awal mula usaha nya ialah karena terhimpit kebutuhan ekonomi. Penghasilannya sebagai tukang gali sumur tidak mencukupi kebutuhan sehari-hari,Paiman akhirnya memutuskan untuk mencari penghasilan dengan membuat arang kayu.

Paiman mengatakan untuk membuat arang kayu bisa menggunakan segala macam jenis kayu, dan selama ini beliau mencampur semua jenis kayu seperti kayu sonokeling, mangga, akasia, mete.“Untuk membuat arang kayu, saya campur semua kayu yang ada,seadanya kayu. "Asal bukan randu dan kayu dadap karena mudah lapuk” kata pria 56 tahun ini.

Untuk mendapatkan bahan kayu, Paiman membelidari petani di tegalan empat puluh lima ribu rupiah perkilogramnya. Untuk proses pembuatan arang kayu, kayu dipotong dengan gergaji mesin kemudian ditumpuk menjadi satu dan dibakar kurang lebih selama 2-3 hari,setelah itu dibongkar dan jadilah arang.

Dapur pengolahan kayu arang Paiman terletak disamping rumahnya,di atas lahan kurang lebih berukuran 50x20meter Dalam proses pembakaran di satu tungku, Paiman dibantu 3-4 orang pekerja untuk memasukkan kayu.

Paiman menjual arang yang sudah jadi ke pengepul yang berada di wilayah Solo dan Salatiga. Pengepul membeli arang buatannya seharga empat puluh ribu sampai lima puluh ribu rupiah untuk satu karung nya. Paiman biasanya menyetor hingga 500 karung arang. Paiman juga menjual langsung kepada pembeli di Boyolali dan di Kecamatan Klego dan sekitarnya.

Paiman menuturkan, keunggulan dari kayu arang miliknya ialah jika bahan kayu dari pohon asam, maka harganya bisa lebih mahal.  Keuntungan setiap bulan yang di dapat Paiman tidak pasti, karena tergantung dari stok bahan kayu namun, dalam sebulan paiman rata-rata mampu membuat 500-400 karung.

Kendala yang dihadapi paiman ialah kurangnya modal. “Selama ini saya cukup kesulitan untuk memenuhi permintaan dari pengepul karena minimnya bahan kayu karena kekurangan modal, selain itu setiap minggunya habis satu juta lima ratus ribu rupiah  untuk sewa mobil, itu pun agak murah karena milik saudara, jika milik orang lain bisa lebih mahal lagi,” ujarnya.Paiman berharap mendapatkan bantuan tambahan modal yang digunakan untuk menambah usaha serta membeli mobil untuk sarana pengiriman usaha miliknya.

Jika ada masyarakat yang ingin membeli atau memesan arang kayu milik Paiman, bisa menghubungi di nomor 081326125839.

Berita Terkini